Gunung Merbabu merupakan salah satu gunung yang cukup populer di kalangan para pecinta alam. Gunung merbabu adalah gunung berapi, tercatat bahwa gunung ini telah meletus sebanyak 2 kali pada tahun 1560 dan 1797. Kemudian pada Oktober-November 2015, puncak gunung merbabu sempat terbakar. Kabarnya kerusakan diakibatkan oleh kebakaran tersebut cukup luas, namun setelah kerja keras para relawan akhirnya api bisa dipadamkan. Sebagai gunung populer yang berada di pulau Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah, maka tak diherankan jika wisata gunung merbabu selalu ramai diserbu oleh para pendaki, terlebih kala waktu libur tiba.
|
gunung merbabu |
Bagi para pendaki pemula seperti saya, rasanya untuk mencoba menaklukkan gunung merbabu sangat direkomendasikan. Memiliki ketinggian puncak sekitar 3.142 mdpl dengan kontur jalur pendakian yang beragam, akan tetapi terbilang tidaklah cukup extream. Di tambah dengan panorama alam yang sangat menakjubkan, seperti sabana, hutan homogen dan bukit-bukit yang memiliki hamparan rumput yang luas. Ada sedikit mitos yang terdapat pada gunung merbabu, para masyarakat sekitar meyakini bahwa terdapat sebuah kerajaan yang terkubur didalam perut gunung merbabu dan juga gunung merapi. Kerajaan tersebut memiliki ikatan dengan kerajaan mataram kuno. Selain itu, masih terdapat mitos lainnya yang menyelimuti gunung merbabu, yaitu terdapat sebuah pasar mahkluk halus yang sangat ramai, jika diperupamakan layaknya pasar pada umumnya. Namun yang menjadi pembedanya ialah mahkluk halus atau jin dan sebangsanya yang melakukan proses jual-beli. Akan tetapi tak perlu dirisaukan, terlepas dari mitos-mitos tersebut jikalau kamu ataupun para pendaki lainnya tak mempunyai niat jahat dan tak arogan, niscaya pastinya tak ada halangan yang berarti dalam mendaki gunung merbabu.
Gunung merbabu memang terletak berdekatan dengan Gunung Merapi, sehingga akan nampak jelas saat cuaca di puncak merbabu sedang cerah. Sebetulnya untuk mendaki gunung ini, terdapat 4 jalur yang bisa digunakan, seperti
jalur Selo Magelang, jalur Kopeng Salatiga, jalur Wekas Magelang dan jalur Swanting Magelang. Dalam konten artikel saya kali ini, saya mencoba memaparkan secara jelas pendakian gunung merbabu melalui jalur Swanting. Jika mendaki merbabu melalui swanting, kamu dapat juga untuk mencapai tiga buah puncak merbabu yang dikenal dengan nama
Puncak Suwanting,
Puncak Triangulasi,
Puncak Kenteng Songo. Tertarik menuju puncak merbabu? siapkan segera peralatan kamu.
Pada malam hari ini saya akan mencoba mengulas perihal pendakian gunung merbabu via jalur suwanting atau rute swanting. Bukan maksud hati untuk menggurui, itu sangatlah jauh dari benak saya. Sekedar sharing pengalaman pribadi, yang sekiranya mungkin dapat berguna bagi kamu ataupun para pembaca budiman lainnya.
|
peta jalur pendakian merbabu via suwanting |
Suwanting merupakan jalur yang baru dibuka sebagai jalur pendakian sekitar pada bulan Maret tahun 2015. Memang terbilang masih cukup baru, sehingga masih sangat dapat dirasakan cukup menantang. Jalur yang masih sangat asri dengan hamparan bukit sabana menambah kian eksotis gunung merbabu. Dikalangan para pencita alam lainnya, nama jalur Swanting mulai hangat diperbincangkan. Sehingga menarik minat saya untuk mencobanya sendiri. Berawal dari rasa penasaran, maka saya mencoba membulatkan tekad. Hingga pada 10 Juli 2016, saya memutuskan untuk berangkat menuju gunung merbabu.
Untuk menuju gunung merbabu, kamu dapat mengikuti rute ini. Jika kamu berdomisi di Jakarta, sama seperti saya. Kamu dapat memulai start pejalanan kamu dari Stasiun Pasar Senen untuk menuju Stasiun Lempunyangan, Jogja. Setibanya kamu di Stasiun Lempuyangan, kamu dapat mencari ojek/mobil bak terbuka/menyewa angkot (jika kamu berangkat dengan rombongan), untuk menuju Terminal Giwangan. Dikarenakan saya hanya berangkat berdua, maka saya memilih opsi menggunakan ojek dengan biaya sekitar Rp. 20.000/orang. Setelah tiba di Terminal Giwangan, carilah bis dengan jurusan menuju Terminal Magelang, dengan biaya sekitar Rp. 15.000/orang. Jika kamu telah sampai di Terminal Magelang, kamu diharuskan kembali menaiki bis dengan tujuan perempatan Blabak (tanyakan saja pada kondektur bis) dengan biaya sekitar Rp. 15.000/orang. Kemudian dari Blabak, carilah angkutan umum berwarna ungu/pink dengan jurusan Tlatar. Lalu jika kamu telah sampai di Tlatar, kamu dapat mencari kembali angkutan umum berwarna orange, dan mintalah pada supir untuk turun di Dusun Swanting. Jikalau kamu, sudah tiba di Dusun Swanting berarti selangkah lagi untuk tiba di kaki gunung merbabu. Kamu dapat melanjutkan perjalanan dengan menyewa ojek/mobil bak terbuka untuk mengantarkan kamu ke pos pendakian suwanting.
|
basecamp suwanting |
|
pos registrasi |
Setibanya di pos pendakian swanting, kamu diharuskan membayar simaksi sebesar sekitar Rp. 10.000/orang untuk hari Senin hingga Jumat. Akan tetapi jika kamu datang pada hari Sabtu/Minggu, seperti halnya saya maka kamu akan dikenakan biaya sekitar Rp. 17.500/orang. Setelah kamu melakukan registrasi dan membayar simaksi, kamu akan di berikan arahan singkat oleh para ranger agar lebih mudah dalam melakukan
pendakian merbabu nantinya. Jalur pendakian rute merbabu via swanting, dibagi menjadi 3 pos pendakian dengan kontur jalur berupa tanah dan juga akar pepohonan. Tak perlu khawatir dengan air, pada setiap pos sudah dilengkapi dengan fasilitas air bersih yang berupa 2 drum besar, dan pada pos ke-3 pun terdapat mata air yang bisa digunakan. Jika segala persiapan telah selesai, maka sudah tiba saatnya untuk kamu mulai menapaki jalur untuk menuju
puncak merbabu. Perjalanan kamu dimulai pada pintu masuk kawasan gunung merbabu yang akan melewati perkebunan warga sekitar, biasanya mereka banyak yang menanam pohon cabai. Jalur yang dilalui pun masih cukup landai dengan ditemani pemandangan alam yang masih sangat asri. Di tambah saling tegur sapa pada para petani sekitar kian memberikan semangat tambahan untuk memulai perjalanan saya kali ini. Setelah melewati perkebunan, kamu lanjutkan perjalanan untuk menuju pos ke-1 dengan lama perjalanan sekitar 2 jam (jika berjalan santai) atau bahkan bisa lebih. Karena setiap daya tahan stamina dan kemampuan fisik seseorang tentu saja berbeda-beda bukan? Pos ke-1 disebut juga dengan nama "Lembah Lempong", dengan ditumbuhi banyak pohon pinus yang kian membuat suasana asri dan sejuk. Sebelum lanjut, kamu juga dapat membaca
pendakian gunung argopuro dan
wisata kawah ijen.
|
pos lembah lempong |
Setelah melewati Lembah Lempong, kamu akan menuju ke tempat berikutnya yaitu "Lembah Gosong", dengan suasana yang hampir serupa. Tekstur tanah yang sudah mulai menanjak namun tak terlalu terjal dan pepohonan pinus masih setia menemani. Kemudian bila kamu telah sampai di Lembah Gosong, kamu masih diharuskan untuk menuju 2 titik cek point selanjutnya yaitu "Lembah Cemoro" dan "Lembah Ngerijan", sebelum menuju pos ke-2. Setibanya kamu di pos ke-2 atau yang biasa disebut juga dengan nama "Lembah Mitoh", kamu dapat beristirahat sambil mengisi persediaan air minum yang telah disediakan berupa dua drum besar. Pada titik ini, jalur sudah mulai menanjak lumayan terjal, namun tak perlu khawatir sudah dibuat oleh pihak pengelola jalur berbentuk zig-zag yang cukup landai dan juga tali tambang. Sehingga cukup membantu kamu untuk melewatinya. Titik selanjutnya ialah "Lembah Singo" yang kemudian akan berujung menuju "Lembah Manding".
*Sedikit tips, jika kamu akan memasuki kawasan Lembah Manding biasanya para pendaki diwajibkan ucapkan salam. Ya, memang terdengar seperti mitos belaka. Namun sebagai mahkluk ciptaanNya, tentulah kita mempunyai keyakinan bahwa ada mahkluk lainnya selain manusia bukan? maka tak ada salahnya jika kita tak bersikap sombong dan saling menyapa.
Baiklah, mari kita kembali pada jalur pendakian kita. Setelah melewati Lembah Manding, kamu akan tiba di pos bayangan yang biasa disebut dengan nama "Pos Bendera". Mengapa disebut pos bayangan? dan mengapa dinamakan pos bendera? ya, seperti yang kamu ketahui di beberapa jalur pendakian gunung memang sering didapati sebuah tempat atau lokasi yang sering digunakan sebagai acuan atau tolak ukur jarak. Nah, pada gunung merbabu ini pun, terdapat hal yang sama. Pos bendera meruppakan tanah lapang yang tidak terlalu luas dan terdapat banyak bendera berwarna-warni yang menghiasi tempat tersebut, pos ini sebetulnya tak ada dalam peta jalur pendakian via swanting. Namun keberadaannya dikenal cukup penting, karena itu menandakan bahwasanya para pendaki sudah dekat dengan puncak gunung merbabu. Saat berada di pos bendera, nampak kejauhan gagahnya gunung merapi mengintip dibalik awan, membuat mata seakan tertuju padanya. Selepas kamu dari pos bendera, kamu akan menjumpai pos ke-3 atau yang dikenal juga dengan nama "Dampo Awang". Dengan suasana tanah lapang (space camp) yang biasa dipergunakan untuk membuka tenda. Dikarenakan hari mulai gelap dan keadaan fisik dan stamina yang sudah menurun, maka saya memutuskan untuk berkemah disini. Faktor lainnya yang mendukung pos Dampo Awang sangat ideal untuk berkemah adalah terdapatnya sebuah mata air, namun diharuskan turun sebentar terlebih dahulu. Selain itu, di titik cek point ini sudah tidak terdapat pepohonan yang tubuh karena sudah mencapai ketinggian sudah lumayan tinggi. Sehingga kamu dapat mendirikan tenda dengan bentuk sempurna tanpa terhalang oleh akar pepohonan.
|
pos bendera |
|
pos bendera dengan latar belakang gunung merapi |
|
pos dampo awang |
|
senja di dampo awang |
Keesokan hari sekitar pukul 04.00 dini hari, saya mulai mempersiapkan diri dan membawa perbekalan secukupnya untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak suwanting. Karena memang saya bertujuan untuk mengejar summit attack. Barang lainnya seperti pakaian, sleeping bag, carriel dan lain-lainnya dapat diletakkan dalam tenda pada pos ke-3 ini. Siapkan alat penerangan seperti senter dan head lamp untuk menerangi jalan nantinya. Untuk menuju puncak suwanting, sebelumnya kamu akan melewati tiga buah bukit sabana yang indah nan elok. Sepanjang mata memandang terhampar luas rumput hijau yang nyiur melambai tertiup angin layaknya sedang berdansa. Akan tetapi, jika kamu datang pada musim kering biasanya rumput-rumput tersebut berubah menjadi kekuningan. Ah, namun menurut saya itu bukanlah perkara besar tetap saja membuat mata tak bisa terpejam dan bibir berdecap kagum. Setibanya di puncak suwanting, saya sempatkan beristirahat sejenak sambil menikmati panorama indah yang telah disediakan oleh alam.
|
sabana ke-1 |
|
|
sabana ke-2 |
|
|
|
puncak suwanting |
Sepuasnya menikmati apa yang tersaji di puncak swanting, saya bergegas melanjutkan perjalanan untuk menuju puncak Triangulasi. Sebelum tiba di puncak triangulasi, kembali bukit sabana seakan membuat mata terhipnotis tak bisa berpaling dari keindahannya. Ya, memang jalur untuk menuju ke tiga puncak merbabu ini, terkenal dengan tiga bukit sabana yang hamparan rumputnya sangat menawan hati. Mengabadikan moment dalam bentuk foto, tentulah menjadi hal yang sangat wajib. Berselfie ria, saya rasa itu menjadi hal yang lumrah dilakukan oleh para pendaki, tak terkecuali saya. Setelah melewati puncak triangulasi, terdapat pula jalur untuk turun gunung menuju jalur Selo dan jalur Wekas. Jika kamu ingin melakukan pendakian melintas, tidak ada salahnya kamu mencobanya. Rasanya kian lengkap pengalaman kamu mendaki di gunung merbabu. Namun karena pada awalnya saya tidak mempunyai planning untuk itu dan hampir semua barang-barang ditinggal pada tenda yang berada di pos ke-3 sebelumnya. Sehingga saya tidak melakukan hal tersebut. Rasanya cukup disayangkan juga, namun apa boleh buat maka saya lanjutkan perjalanan saya untuk menuju puncak terakhir gunung merbabu yaitu puncak kenteng songo. Pada kenteng songo terdapat beberapa batu yang memiliki cekungan dibagian tengahnya, konon menurut para warga sekitar batu tersebut sangat dikeramatkan. Pemandangan di puncak kleteng songo begitu indah dengan panorama alam dan awan putih yang begitu luas tak terhalang apapun. Seakan membuat diri ini mengucap rasa syukur terhadap Sang Khalik, atas segala kebesaranNya.
|
indahnya panorama alam merbabu |
|
|
puncak triangulasi |
|
|
batu keramat di puncak kenteng songo |
Melihat dari kejauhan gunung merbabu seraya kembali pulang, terbesit dalam benak akan anugerah Tuhan yang Maha Esa. Hanya ucapan syukur tiada henti yang terucap dari mulut yang penuh dosa ini. Semoga segala pengalaman yang telah di dapat selama menginjakkan jemari kaki di gunung merbabu, akan terus saya ingat dan sejogjanya dapat menjadi sebuah perubahan positif atas segala sikap dan perilaku selama ini.
Demikianlah ulasan saya kali ini perihal pendakian gunung merbabu via jalur suwanting atau rute swanting. Semoga kiranya dapat diterima dan dijadikan sumber referensi, bagi kamu ataupun para pembaca budiman lainnya.
0 Response to "Pendakian Gunung Merbabu Via Jalur Suwanting | Rute Swanting"
Posting Komentar